Profil Desa Kebocoran

Ketahui informasi secara rinci Desa Kebocoran mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kebocoran

Tentang Kami

Profil Desa Kebocoran, Kedungbanteng, Banyumas. Dikenal dengan legenda Raden Kamandaka dan inovasi agrowisata kebun melon, desa ini memadukan kekayaan sejarah dengan geliat ekonomi kreatif untuk menjadi desa mandiri yang berdaya saing di pinggiran Purwoke

  • Legenda Sejarah yang Unik

    Nama "Kebocoran" berasal dari kisah legendaris Raden Kamandaka, memberikan identitas historis yang kuat dan menjadi bagian dari narasi asal-usul Banyumas.

  • Inovasi Agrowisata Melon

    Melalui Kelompok Tani Mina Pisang, desa ini berhasil mengubah lahan tidak produktif menjadi kebun melon modern (greenhouse) yang kini dikembangkan sebagai destinasi agrowisata dan wisata edukasi.

  • Tata Kelola Pemerintahan Aktif

    Pemerintah desa menunjukkan inisiatif tinggi dalam pemberdayaan masyarakat, transparansi informasi melalui platform digital, dan pelestarian budaya lokal seperti pagelaran wayang kulit.

Pasang Disini

Memiliki nama yang unik dan menggelitik telinga, Desa Kebocoran di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyimpan lebih dari sekadar keunikan nama. Desa ini merupakan perpaduan antara warisan legenda sejarah yang erat kaitannya dengan berdirinya Banyumas dan semangat inovasi ekonomi modern. Dengan mengubah lahan mangkrak menjadi agrowisata melon yang produktif, Desa Kebocoran membuktikan diri sebagai sebuah komunitas yang dinamis, berdaya dan siap menyongsong masa depan tanpa meninggalkan akar sejarahnya.

Geografi dan Demografi

Desa Kebocoran terletak di Kecamatan Kedungbanteng, sebuah wilayah yang berfungsi sebagai penyangga penting bagi perkembangan Kota Purwokerto. Lokasinya yang strategis, hanya berjarak sekitar 5-6 kilometer arah barat laut dari Alun-Alun Purwokerto, menjadikannya area yang prospektif untuk pemukiman dan pengembangan ekonomi. Secara administratif, desa ini menggunakan kode pos 53152 dan terdaftar dengan Kode Wilayah Administrasi Kemendagri 33.02.23.2002.

Berdasarkan data yang dihimpun, Desa Kebocoran memiliki luas wilayah sekitar 162 hektare atau 1,62 km². Dari total luas tersebut, sekitar 25 hektare digunakan untuk area pemukiman, sementara sebagian besar sisanya merupakan lahan produktif berupa persawahan. Wilayah ini dihuni oleh kurang lebih 1.500 Kepala Keluarga (KK). Dengan asumsi setiap keluarga terdiri dari 3-4 anggota, estimasi populasi desa ini berada di angka 4.500 hingga 6.000 jiwa. Angka tersebut menciptakan kepadatan penduduk yang cukup tinggi, yakni sekitar 2.777 hingga 3.703 jiwa/km².

Komposisi demografi ini menunjukkan bahwa Desa Kebocoran adalah desa yang padat dan hidup. Mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, dan buruh, yang mencerminkan struktur ekonomi desa yang bertumpu pada sektor agraris dan jasa.

Sejarah Unik di Balik Nama Kebocoran

Berbeda dari kesan harfiahnya, nama "Kebocoran" tidak merujuk pada kondisi bangunan yang rusak. Nama ini justru berakar kuat dari salah satu babad paling terkenal di tanah Jawa, yaitu legenda Raden Kamandaka atau Banyak Cotro, yang merupakan putra dari Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.

Menurut cerita tutur yang diwariskan dari generasi ke generasi, wilayah yang kini menjadi Desa Kebocoran dahulu merupakan bagian dari lintasan pelarian Raden Kamandaka. Dalam pengejaran oleh para prajurit Kadipaten Pasir Luhur, Raden Kamandaka terluka parah di bagian lambungnya akibat tusukan senjata. Ia kemudian berusaha membasuh lukanya di sebuah sungai yang mengalir di daerah tersebut.

Namun darah segar terus mengalir deras atau bocor dari lukanya dan mewarnai aliran sungai. Peristiwa "darah yang bocor" inilah yang kemudian diabadikan oleh masyarakat setempat menjadi nama desa, yakni Kebocoran. Sungai tersebut pun menjadi saksi bisu dari peristiwa heroik yang melatarbelakangi terbentuknya desa ini. Kisah ini memberikan identitas budaya dan historis yang unik, menghubungkan desa secara langsung dengan narasi besar asal-usul Kabupaten Banyumas.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Pemerintahan Desa Kebocoran, yang dipimpin oleh Kepala Desa Eri Pujiono, menunjukkan komitmen kuat terhadap tata kelola yang modern dan partisipatif. Pemerintah desa secara aktif memanfaatkan teknologi informasi untuk menjembatani komunikasi dengan warganya. Melalui situs resmi desa kebocoran.desa.id dan kanal media sosial, berbagai informasi penting seperti program kerja, pengumuman, hingga kegiatan desa disebarluaskan secara transparan. Kehadiran figur Sekretaris Desa, Trio Winarno, juga memperkuat struktur administrasi desa yang solid.

Inisiatif pemerintah desa tidak hanya terbatas pada layanan administratif. Salah satu bukti nyata kepedulian terhadap budaya lokal ialah penyelenggaraan pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk yang dilaporkan pada tahun 2019. Acara ini bukan hanya hiburan, tetapi juga upaya strategis untuk melestarikan seni tradisi dan memperkuat ikatan sosial masyarakat. Langkah-langkah ini menunjukkan visi pemerintahan yang seimbang antara pembangunan fisik, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian budaya.

Inovasi Ekonomi Melalui Agrowisata Melon

Geliat ekonomi Desa Kebocoran mendapatkan momentum signifikan melalui sebuah terobosan di bidang pertanian. Di bawah program Ketahanan Pangan Desa, pemerintah desa bersama Kelompok Tani Mina Pisang berhasil menyulap lahan yang sebelumnya tidak produktif dan mangkrak karena sulit air menjadi aset ekonomi bernilai tinggi.

Pada akhir tahun 2022, di lahan tersebut dibangun sebuah greenhouse modern untuk budidaya buah melon premium. Inisiatif ini terbukti sangat berhasil. Dalam panen perdananya, yang turut dihadiri oleh Bupati Banyumas saat itu, Achmad Husein, seluruh benih melon berhasil tumbuh dan berbuah dengan kualitas unggul. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi kelompok tani, tetapi juga membuka cakrawala baru bagi pengembangan potensi desa.

Melihat antusiasme dan keberhasilan tersebut, pemerintah desa kini tengah mengembangkan kebun melon ini menjadi destinasi agrowisata dan wisata edukasi. Pengunjung tidak hanya dapat membeli dan menikmati buah melon segar langsung dari pohonnya, tetapi juga belajar mengenai proses budidaya modern. Inovasi ini menjadi model percontohan bagaimana desa dapat menciptakan sumber pendapatan baru yang berkelanjutan.

Potensi Wisata: Antara Legenda dan Edukasi

Daya tarik wisata Desa Kebocoran bersifat multifaset, menggabungkan narasi sejarah dengan pengalaman agraris modern. Meskipun seringkali keliru dihubungkan dengan "Curug Pengantin", perlu diluruskan bahwa objek wisata air terjun tersebut tidak berada di wilayah Desa Kebocoran, melainkan di kecamatan lain (Ajibarang dan Lumbir).

Potensi wisata sejati Desa Kebocoran terletak pada:

  1. Agrowisata Kebun Melon
    Ini adalah daya tarik utama yang menawarkan pengalaman otentik. Wisatawan urban, keluarga, dan pelajar dapat merasakan sensasi memetik melon, berfoto di greenhouse yang tertata rapi, serta mendapatkan edukasi tentang pertanian modern.
  2. Wisata Sejarah dan Budaya
    Legenda Raden Kamandaka menjadi modal naratif yang kuat. Desa dapat mengembangkan paket wisata berbasis cerita (storytelling), menelusuri titik-titik yang diyakini sebagai jejak sejarah sang legenda, yang diakhiri dengan kunjungan ke sanggar budaya atau pertunjukan seni lokal.
  3. Wisata Pedesaan
    Kedekatannya dengan Purwokerto menjadikan Kebocoran sebagai alternatif "pelarian singkat" dari hiruk pikuk kota. Suasana persawahan yang asri dan interaksi dengan masyarakat petani yang ramah menawarkan pengalaman pedesaan yang menenangkan.

Dengan mengemas ketiga potensi ini secara terintegrasi, Desa Kebocoran berpeluang besar untuk menjadi salah satu destinasi wisata tematik unggulan di Kabupaten Banyumas.